Sabtu, 03 Agustus 2013

FBI Mampu Menyadap Android Anda


Penegak hukum Amerika Serikat (AS) menggunakan cara-cara canggih dalam menyelidiki kasus kejahatan siber. Biro Penyelidik Federal AS (FBI) dikabarkan bisa mendapat akses untuk memata-matai sebuah laptop atau perangkat Android yang dicurigai.
Seorang sumber mengatakan kepada The Wall Street Journal (WSJ) bahwa FBI sedang mengembangkan program penyadap baru yang dipadu dengan software dari pihak swasta.



Menurut sumber yang juga mantan pejabat keamanan digital AS itu, program terbaru FBI dapat mengaktifkan mikrofon laptop ataupun ponsel Android untuk merekam percakapan.

WSJ telah meminta konfirmasi dari pihak FBI maupun Google, tetapi keduanya enggan berkomentar.

Sumber WSJ menambahkan, FBI akan menggunakan alat penyadap ini untuk kasus kejahatan siber yang terorganisasi, pornografi anak, maupun terorisme.

"FBI mempekerjakan orang yang memiliki kemampuan meretas, dan mereka membeli alat-alat yang mampu melakukan hal ini," tambah sumber itu.

Untuk bisa menggunakan program penyadap ini, FBI membutuhkan surat izin dari pengadilan dan tetap berada di bawah pengawasan pemerintah.

FBI juga memiliki beberapa kata-kata peringatan untuk menghindari download aplikasi berbahaya, yang dapat membawa virus trojan dan malware. "Dengan pertumbuhan pasar aplikasi untuk perangkat mobile, pengguna harus melihat pada review dari perusahaan pengembang / yang menerbitkan aplikasi," kata IC3. "Meninjau dan memahami perijinan yang memberi ketika Anda men-download aplikasi. FBI menyadari aplikasi yang memungkinkan geo-lokasi ... untuk melacak lokasi pengguna. "
Aplikasi lokasi-sadar dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan dan menawarkan fasilitas pemasaran, tetapi mereka juga "dapat digunakan oleh aktor berbahaya, meningkatkan kekhawatiran untuk membantu kemungkinan penguntit dan / atau pencurian."
Dan akhirnya, IC3 memperingatkan terhadap jaringan nakal. "Jangan biarkan perangkat Anda untuk menghubungkan ke jaringan nirkabel yang tidak diketahui," katanya. "Jaringan ini bisa menjadi jalur akses nakal yang menangkap informasi lewat di antara perangkat dan server yang sah."


Sumber: The Wall Street Journal , infosecurity-magazine.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar